Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Epidemiologi AID dan HIV

AIDS adalah sindroma penyakit yang pertama kali dikenal pada tahun 1981. Sindroma ini menggambarkan tahap klinis akhir dari infeksi HIV. Beberapa minggu hingga beberapa bulan sesudah terinfeksi, sebagian orang akan mengalami penyakit “self-limited mononucleosis-like” akut yang akan berlangsung selama 1 atau 2 minggu. Orang yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan tanda atau simptom selama beberapa bulan atau tahun sebelum manifestasi klinis lain muncul. Berat ringannya infeksi ”opportunistic” atau munculnya kanker setelah terinfeksi HIV, secara umum terkait langsung dengan derajat kerusakan sistem kekebalan yang diakibatkannya. Definisi AIDS yang dikembangkan oleh CDC Atlanta tahun 1982 memasukkan lebih dari selusin infeksi “opportunistics” dan beberapa jenis kanker sebagai indikator spesifik akibat dari menurunnya kekebalan tubuh.

Di tahun 1987, definisi ini diperbaharui dan diperluas dengan memasukkan penyakit - penyakit indikator tambahan dan menerima beberapa penyakit indikator tersebut sebagai satu diagnosa presumtif dari bila tes laboratorium menunjukkan bukti adanya infeksi HIV. Di tahun 1993, CDC merubah kembali definisi surveilans dari AIDS dengan memasukkan penyakit indikator tambahan. Sebagai tambahan, semua orang yang terinfeksi HIV dengan CD4 + (hitung sel) < 200/cu mm atau pasien dengan CD4 + dan prosentase T-lymphocyte dari total lymphocyte < 14%, tanpa memperhatikan status klinis dianggap sebagai kasus AIDS. Disamping kriteria rendahnya jumlah CD4, definisi CDC tahun 1993 secara umum sudah diterima untuk tujuan klinis di banyak negara maju, tetapi tetap terlalu kompleks bagi negara-negara berkembang. Negara-negara berkembang terkadang kekurangan fasilitas laboratorium yang memadai untuk pemeriksaan histologis atau diagnosis kultur bagi penyakit-penyakit indikator spesifik. WHO merubah definisi kasus AIDS yang dirumuskan di Afrika untuk digunakan dinegara berkembang pada tahun 1994 : yaitu dengan menggabungkan tes serologi HIV, jika tersedia, dan termasuk beberapa penyakit indikator sebagai pelengkap diagnostik bagi mereka yang seropositip. Manifestasi klinis dari HIV pada bayi dan balita tumpang tindih dengan imunodefisiensi turunan dan masalah kesehatan anak lainnya. CDC dan WHO telah mempublikasikan definisi kasus AIDS pada anak.

Proporsi orang yang terinfeksi HIV, tetapi tidak mendapat pengobatan anti-HIV dan akhirnya akan berkembang menjadi AIDS diperkirakan mencapai lebih dari 90 %. Karena tidak adanya pengobatan anti-HIV yang efektif, “case fatality rate” dari AIDS menjadi sangat tinggi, kebanyakan penderita di negara berkembang (80 - 90%) mati dalam 3 – 5 tahun sesudah didiagnosa terkena AIDS. Bagaimanapun, penggunaan obat-obatan profilaktik secara rutin untuk mencegah Pneumonia Pneumocystis carinii dan kemungkinan infeksi-infeksi lain di AS dan sebagain besar negara maju terbukti dapat menunda perkembangan AIDS dan mencegah kematian secara bermakna, mendahului tersedianya secara rutin obat anti-HIV yang efektif secara luas. Tes serologis antibodi untuk HIV tersedia secara komersial sejak tahun 1985. Tes yang biasa digunakan, (ELISA/EIA) sangat sensitif dan spesifik. Namum walaupun tes ini hasilnya efektif, diperlukan tes tambahan lagi seperti Western Blot atau tes “indirect fluo

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar